Ronggowarsito adalah spiritualis indonesia yang sangat ternama karena
ramalannya banyak yang sudah terbukti. Dipaparkan ada tujuh satrio
piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang dikemudian hari akan
memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan
Majapahit (Negara Indonesia), yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro,
Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur,
Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong
Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.Berkenaan dengan
itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ke-tujuh Satrio
Piningit itu adalah sebagai berikut :
SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO. Tokoh pemimpin yang
akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari
belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang
sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini
ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik
Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde
Lama. Berkuasa tahun 1945-1967.
SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR.
Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti
(Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba
buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan
(Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai
Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru
yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR.
Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya
dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela
Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden
Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.
SATRIO LELONO TAPA NGRAME.
Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelono) akan
tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang
cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan
sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia.
Berkuasa tahun 1999-2000.
SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH.
Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya
(Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati
Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun
2000-2004.
SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO.
Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong / dari menteri menjadi
presiden) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju
tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang
menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang
Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau
dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau
setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya
memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang
mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan
teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik.
Ancaman bencana alam, disintegrasi bangsa dan anarkhisme seiring
prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil.
SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.
Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan
bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak
atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Dengan selalu
bersandar hanya kepada Allah SWT, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai
zaman keemasan yang sejati.
http://www.indospiritual.com/artikel_ronggowarsito-ramalkan-tujuh-satrio-piningit-indonesia.html
Translate
Membaca
judul tulisan di atas mungkin terbesit dalam pikiran pembaca tentang
romantisme sejarah nusantara dulu. Sejarah selalu mengajak kita untuk
berenag-renang akan sebuah romantisme lama, namun penuh dengan nilai
kontekstualitas kekinian. Sebagai negara yang katanya maritim dan
agraris (mesti dipertanyakan ulang), tentu tradisi-tradisi kebaharian
dan keagrarisan selalu menghiasi baju nusantara. Tradisi lokal yang
kemudian menjadi “local genius”, kadang-kadang dijadikan
yurisprudensi sosial-kultural untuk melegitimasi yang namanya mitos dan
legenda bahkan tahayul. Apakah semua itu bernuansa mistik atau magis?
Betul sekali, karena sejarah yang dibentuk oleh republik inipun adalah
sejarah tentang kekuatan-kekuatan gaib dan mistik. Para wali di Tanah
Jawa atau yang dikenal dengan Wali Songo tak lepas dari identifikasi
mistik tersebut, yang pada akhirnya menjadi sebuah pembenaran sejarah.
Para waliyullah itu memiliki kekuatan gaib yang bagi agamawan Islam menyebutnya mukjizat.
Raja-raja di nusantara inipun selalu dikaitkan dengan kekuatan gaib
yang melindungi dirinya. Bahkan legenda Nyi Roro Kidul bagi orang Jawa
merupakan romantisme sejarah antara makhluk gaib dengan seorang raja.
Mistifikasi tempat, pakaian, simbol bahkan orang adalah sebuah tradisi
yang unik dan menarik dalam masyarakat kita.
Semoga.
Satriawan